BlackBerry closeup (Photo credit: Wikipedia) |
BB itu selalu ada dalam genggamannya, bahkan pada saat duduk
santai di depan televisi bersama istri dan kedua putrinya. Ia masih
bercengkerama dengan BB itu, seolah telah terhipnotis oleh isi percakapan di
dalamnya. Raganya duduk berdampingan dengan istri dan anak-anaknya, namun
pikiran dan hatinya terbang mengelana jauh mengenang masa-masa sekolahnya dulu
saat di bangku SMA.
Sang istri menghela nafas, menatap wajah suami tercinta yang
sedang tersenyum, namun bukan untuk dirinya. Lelaki itu tampak terhibur dengan
menatap layar mungil dalam genggamannya. Entah apa yang tengah ia perbincangkan
dalam BBM itu.
Tiba-tiba kedua anak mereka rewel setelah berebut mainan,
sang istri kewalahan melerai mereka. Sambil menatap wajah suami yang masih
dengan asyiknya menatap layar BB, ia berkata, “Mas.. anak-anak.” Perkataan yang
singkat namun penuh harap agar suami berhenti sejenak dari kegiatan
chattingnya. Lelaki itu menoleh pada ketiganya, lalu menaruh BB itu di atas
kasur dan mendekati kedua buah hati mereka. Ia pun menggendong salah satu di
antaranya. Perempuan itu tersenyum lega karena suaminya mau meluangkan waktu. Mereka
duduk kembali di depan televisi. Tak mengapa walau perhatian lelakinya tak
mengarah padanya untuk saat itu, ia berusaha sabar… kedua bocah itupun
bertengkar lagi. Kali ini mereka menangis hebat sambil berteriak. Seperti
biasanya perempuan itu langsung menghampiri anak-anak dan melerainya. Sambil menoleh
ke arah suami yang masih tengah berkutat dengan BB nya, sang istri terperangah,
berharap suaminya meletakkan benda mungil itu dan melerai anak-anak kembali. Namun
jemari lelaki itu masih lincah bermain di atas keypad. Perempuan itu tak kuasa
lagi menahan tangis dan berlari meninggalkan ruangan untuk menumpahkan
kesediahan. Sementara kedua anak mereka semakin berteriak kencang karena kedua
orang tuanya tak ada yang mempedulikan.