Friday 12 February 2010

Mengapa begini, mengapa begitu

Semuanya salah. Bukan begitu caranya bersikap. Biar kuberitahu. Begini cara yang benar. Itu juga salah. Jangan seperti itu, aku beritahu begini cara yang benar. Kenapa tidak berlaku sesuai aturan yang benar. Begini caranya bukan begitu. Semuanya serba salah. Setelah itu masih tetap saja, semuanya kembali mengulang kesalahan. Jadi aku akan diam saja di sini, hanya bisa menghela nafas dan menggeleng-gelengkan kepala.

Tak ada waktu untuk kecewa. Sementara taxi yang kutumpangi berjalan cepat, bahkan tidak mengurangi kecepatan saat melewati jalan berbatu dan polisi tidur. Kulihat dari kaca depan, supir taxi matanya merah dan mukanya lesu. Mungkin baru saja mabuk. Anakku mengoceh di pangkuanku, ia tak peduli dengan guncangan di dalam kendaraan. Ibuku merasa tidak nyaman, berusaha memandu jalan agar supir taxi tak salah haluan.

Sesampai di tempat tujuan, suster jaga menyambut dengan wajah layu, senyumnya kecut. Kusodorkan kartu imunisasi, lalu dicatat. Ia mengintip ke dalam ruang dokter, lalu kami disuruh menunggu.

Kami masuk. Anakku disuntik. Anakku menangis. Dokter berwajah dingin, ia tersenyum tapi sedikit, panjang senyumnya tidak lebih dari 10 cm. Aku sodorkan uang, ditukar dengan kuitansi. Aku sedang sangat malas untuk berkonsultasi, tapi kupaksakan. Baru saja aku akan membuka mulut untuk bicara, tiba-tiba dokter beranjak dari tempat duduknya lalu menuju pintu dan membukakannya untuk kami plus senyum robotnya. Ow… aku tercengang beberapa detik, kalimat yang sudah kususun kutelan kembali masuk ke perut. Belum sempat aku berkonsultasi, tapi dokter ini sedang tidak bersahabat dan tergesa-gesa, akupun sudah tidak mood lagi untuk bicara apalagi protes. Pasrah… kutarik nafas dalam-dalam dan kamipun meninggalkan ruangan. Ingin kuteriak.

Dunia masih berputar pada porosnya, jadi semua masih baik-baik saja. Tak ada yang salah. Bagiku tak mengapa kalian susun skenario hidup seperti mau kalian. Akupun juga berlaku demikian. Kususun duniaku seperti apa inginku. Kuciptakan dunia kecil milikku seorang diri. Akulah navigatornya.

No comments:

Post a Comment

Senang sekali Anda sudah mau berkunjung. Jika berkenan meninggalkan komentar di sini tempatnya... terima kasih.