Thursday 27 November 2014

Konsentrasi

Kadar pemahaman seseorang tidaklah sama. Dalam membaca buku misalnya, ada yang sekali teguk sudah menyelesaikan beberapa lembar halaman. Ia sudah mengerti isi bacaan dalam beberapa detik. Namun ada pula yang sampai berulang-ulang membaca baru bisa menangkap inti bacaan.

Konsentrasi dalam beraktivitas sangat menentukan. Bagi yang terbiasa melamun dan membuang waktu tanpa aktivitas biasanya merasa kesulitan dalam memulai konsentrasi. Hanya butuh niat dan tekad sebenarnya. Lalu bersedia mengorbankan energi untuk menyerap ilmu dalam bacaan. Biasanya kita akan menarik nafas panjang setelah beberapa menit tenggelam dalam aktivitas membaca. Tiba-tiba perut terasa lapar dan tenggorokan kering. Itulah tanda bahwa energy telah meluap. Sangat disayangkan bila tidak ada esensi apapun yang bisa ditangkap setelah waktu berlari dan energi menguap.

Konsentrasi, menjadi awal pembuka yang menentukan apakah aktivitas yang kita lakukan membuahkah hasil sesuai yang diharapkan atau tidak. Untuk mendapatkan sesuatu diperlukan pengorbanan. Tidaklah mungkin hanya dengan berleha-leha maka kita bisa memahami isi buku tertentu. Hanya dengan mengedipkan mata lalu pemahaman itu bisa masuk ke dalam otak.

Haha. Saya jadi teringat masa-masa dulu waktu masih anak-anak. Ada teman yang menyarankan agar menuliskan rumus yang kita ingin hafal ke dalam secarik kertas. Lalu tenggelamkan kertas tersebut ke dalam segelas air, dan saya disuruh meminum airnya. Apa yang terjadi? Tentu saja saya masih tidak bisa mengingat rumus itu.

(Rd)