Saturday 8 August 2015

Ketika

Ketika segala hal tak lagi dapat dijabarkan dengan tuntas, akan ada cara untuk menuntaskan dengan cara yang lain
Ketika ketidakmengertian tetap memenuhi isi kepala, menyerahkan sesuatu itu terjawab dengan sendirinya suatu saat nanti
Ketika berbagai cara telah dilakukan dengan sebaik-baiknya, tak ada yang mampu mempengaruhi hasil akhir kecuali ahlinya
Ketika hati telah lelah menanti dan mencoba, hanya ada hambar dan pasrah pada ilahi
Ketika rasa aman tak lagi didapatkan, mendekat pada Allah selalu menjadi pilihan walau sebenarnya itu kewajiban
Ketika pernah melayang dan berbunga-bunga lalu dijatuhkan secara tiba-tiba hingga berdarah, maka percaya itu tak lagi ada
Ketika seribu alasan dibuat untuk membuat pembenaran yang terasa ganjil, hanya hati yang bisa merasa
Ketika rasa takut itu digugurkan untuk memurnikan kesucian, hati yang tenang akan didapatkan
Ketika Kebangkitan itu diusahakan setelah dicampakkan, Tuhan akan menuntun jalannya
Ketika usia semakin menua, kesadaran menghargai waktu yang tersisa adalah hal yang utama
Ketika sebuah kalimat terasa begitu bermakna, tanda bahwa diri mendewasa
(Rd)

Thursday 6 August 2015

Yang Biasa Terjadi dalam Pembelian Online

Bagi yang belum pernah membeli secara online pasti rada-rada takut ya saat pertama kali bertransaksi. Saat akan transfer dada rasanya dag dig dug apalagi kalau nominalnya lumayan. Baru selesai transfer langsung memfoto bukti transfer dan mengirimkan fotonya pada seller, meski bagi seller hal tsb tidak seberapa penting karena bisa dicek via sms/internet banking, kecuali bagi seller yang tidak menggunakan fasilitas tersebut.

Selesai konfirmasi, customer langsung menanyakan kapan barang akan sampai. lalu dijawab seller jumlah hari sesuai estimasi yang dijanjikan pihak ekspedisi. Pihak ekspedisi merupakan pihak di luar seller yang bertanggung jawab akan penyampaian barang, jadi jika ada sesuatu hal misalnya barang belum sampai sesuai estimasi hari yang dijanjikan maka seller hanya bisa membantu sebatas menanyakan posisi barang tersebut pada pihak ekspedisi atau melakukan tracking mandiri.

Customer yang belum memahami cara kerja ini kebanyakan akan melakukan komplain pada seller atas keterlambatan barang, dan hal ini sering dialami pada toko online. Kecemasan yang berlebihan yang terjadi pada pihak yang baru beberapa kali bertransaski secara online menyebabkan ketidaknyamanan bagi seller. Lain halnya jika pembeli sudah seringkali atau selalu membeli secara online, akan ada kemakluman bahwa keterlambatan berasal dari pihak ekspedisi.

Pihak ekspedisi juga pasti memiliki alasan yang tepat, kecuali memang ada faktor X di luar hal-hal yang bisa dimaklumi seperti terjadi bencana alam, yang menyebabkan penutupan bandara selama beberapa waktu.
(Rd)

Menyikapi Keinginan

Kalau tiap kali suka dengan pakaian yang dikenakan seseorang, lalu ada keinginan untuk memiliki yang serupa itu wajar. Tapi kalau setiap keinginan itu dipenuhi bisa tipis dompetnya. Sikap seperti itu jika tidak dihandle dengan baik akan berimbas pada hal-hal lain. Jika didukung dengan ketersediaan dana tidak akan menjadi beban, namun tidak baik bagi kesehatan jiwa. Akan timbul rasa tidak percaya diri jika tidak memiliki apa yang dimiliki orang lain. Lama-kelamaan, perhatiannya akan terfokus pada perubahan orang lain. Jika si A membeli barang maka ia akan ikut membelinya, jika tidak dirinya akan merasa cemas karena belum bisa menyamai orang lain.

Pada akhirnya hidup menjadi tidak fokus dengan apa yang sebenarnya menjadi kebutuhan diri. Kebahagiaannya akan bergantung pada sikap orang laih. Ia akan menjadi pribadi yang berbeda dan tidak bisa menjadi dirinya sendiri. Kemampuan terpendam yang Allah berikan untuknya akan semakin terkubur, padahal kemampuan tersebut jika digali dan dipupuk akan bisa memberi kebahagiaan.

Berbeda rasanya jika hidup apa adanya dalam kecukupan. Meski ada keinginan untuk memiliki pakaian baru seperti yang pernah dilihatnya dan didukung oleh ketersediaan dana, tapi jika mampu mengerem keinginan tersebut karena pakaian lamanya masih layak pakai, akan timbul rasa damai dan tenang. Sebab ia sudah berhasil menyingkirkan hawa nafsu.
(Rd)

Wednesday 5 August 2015

Anak-anak Laksana Cermin

Lihat anak tegang pasti karena tertular sikap ibunya yang tegang. Anak emosian juga tertular dari sifat orang-orang di dekatnya. Nah, saat menyadari anak-anak saya lebih banyak marah dan nangis, sumbernya pasti lebih banyak berasal dari saya karena lebih banyak bersama bundanya. Jadi cepat-cepat saya instrospeksi, meraba-raba apa yang sudah terucap dari bibir ini, sikap apa yang secara tidak sengaja saya contohkan di hadapan mereka.

Skill untuk mengelola batin agar tidak selalu meluapkan hal-hal negatif yang dirasakan membutuhkan pembelajaran terus-menerus. Membayangkan ada semacam filter seperti saringan santan dalam dada ini, agar ampas atau kotorannya tidak ikut keluar.

Kadangkala beban pekerjaan rumah tangga, tuntutan DL menulis, dan tanggung jawab lain yang menguras tenaga dan pikiran membuat fokus ibu tidak bisa jernih, lalu menyesal pada akhirnya. Membayangkan bahwa diri ini seorang ibu super yang mampu memanage jiwa, raga serta pikiran agar memberi kekuatan untuk menyelesaikan semuanya.

Perlahan berusaha membenahi diri, menenangkan hati dan pikiran agar tidak menjadi lebih keruh. Tarik nafas dalam-dalam lalu mencoba untuk tersenyum sambil menatap anak-anak. Saya merasakan aura positif memancar dari wajah mereka. Anak-anak memang cermin bagi orang tuanya.
(Rd)