Sunday 23 December 2012

Ganti Suasana


Frames
Frames (Photo credit: The Loopweaver)


Mengapa saya ganti foto sampul dan header dengan foto seorang anak gadis yang sedang tersenyum ceria? Ya, karena saya ingin berubah menjadi pribadi yang menyenangkan. Mengapa saya tak berpikir panjang seperti sebelumnya, yang selalu memakai foto yang sama untuk dipajang di foto sampul dan enggan menggantinya dengan foto yang lain? Sedang saat ini tiba-tiba ingin menggantinya begitu saja? Ya, karena saya ingin merubah penampilan agar telihat fresh.

Berharap dengan hal yang baru ini, hidup saya berubah menjadi lebih mudah, lebih bersemangat dalam meraih cita-cita dan selalu bahagia di setiap jejak tapak kaki melangkah.Ganti suasana, lebih singkatnya.
 (Rd)

Enhanced by Zemanta

Saturday 22 December 2012

Bacalah

Recent reading material
Recent reading material (Photo credit: Roo Reynolds)


Bacalah, maka selangkah lebih maju. Namun saat akan memulai membaca, selalu saja ada gangguan mood yang menyebabkan tertundanya membaca. Kebutuhan lain yang mendesak, dan lain sebagainya menjadi alasan.

Maka saya mencoba untuk membaca apapun yang ada di dekat saya. Acara televisi yang sedang ditonton anak-anak kebetulan dalam bahasa inggris yang dilengkapi dengan teks terjemahan. Maka kesempatan itu saya gunakan untuk membacanya sembari menemani anak-anak menonton televisi, dan juga untuk memperlancar bahasa inggris.
 (Rd)



Enhanced by Zemanta

Friday 23 November 2012

Aku yang sekarang

3/365 - Yes, it's that bad.
3/365 - Yes, it's that bad. (Photo credit: Phae)


Kemaren bukanlah sekarang. Rasa yang melintas di kala itu telah mati. Berganti menjadi serpihan kaca yang mampu melukai.

Aku kini sedang tidak berbaik hati, tak mampu suguhkan senyum di bibir yang terkulum.
 (Rd)

Enhanced by Zemanta

Thursday 23 August 2012

Wanita Tegar

Melliferous flower
Melliferous flower (Photo credit: Wikipedia)

Wanita tegar bukan berarti keras kepala
Ia hanya mencoba untuk melawan keterpurukan dengan gigihnya
Wanita tegar bukan berarti tidak pernah menangis
Ia selalu menangis di setiap sakit hati yang menyayat tajam
Wanita tegar bukan berarti tetap pasrah
Ia selalu bertanya-tanya dan berontak dalam diamnya
Wanita tegar bukan berarti tidak pernah bersedih
Ia hanya tidak mau menjadi cengeng dengan memamerkan air mata
Wanita tegar bukan berarti pembangkang
Ia hanya berusaha menjalani apa yg diyakini benar
Karena tak mau terperosok ke dalam lubang yg sama
Wanita tegar bukan berarti tidak pernah putus asa
Ia tidak mau membebani orang terdekat dengan beban hidupnya
Wanita tegar selalu tersenyum dalam tangis
Dan  tak seorangpun tahu,  ia menangis dalam setiap senyuman

Enhanced by Zemanta

Wednesday 22 August 2012

Sedikit Flash Back

English: Photograph of abdomen of a pregnant woman
English: Photograph of abdomen of a pregnant woman (Photo credit: Wikipedia)
Catatan ini aku temukan secara tidak sengaja. Tulisan yang kubuat saat diriku hamil besar, kurang lebih 1,5 tahun yang lalu. Sedikit flash back untuk mengenang bagaimana rasanya saat hamil dulu.

Badan ini serasa susah untuk digerakkan. Bahkan saat posisi tidurpun selalu merasa tidak nyaman, miring ke kiri miring ke kanan. Saat bangun tidur pinggang ini seperti kaku hingga terasa sakit saat dipaksa untuk bangkit dari tempat tidur. Perut yang semakin membesar apalagi menginjak usia kehamilan 8 bulan ini menjadi alasan utama untuk lebih berhati-hati dalam bersikap. Terkadang saat mengawasi putri pertama yang saat ini menginjak usia hampir 1,5 tahun, dan sedang lucu-lucunya apalagi banyak tingkahnya, aku langsung menyerah sambil mengibarkan bendera putih pada utinya. Itu tandanya aku ingin istirahat sejenak alias menyerahkan sejenak keberadaan si kecil pada ibuku…
Enhanced by Zemanta

Tuesday 21 August 2012

Bocah di Atas Trotoar

Bungaku Bunga Liar, Bunga Trotoar...
Bungaku Bunga Liar, Bunga Trotoar... (Photo credit: Ikhlasul Amal)

Bocah di Atas Trotoar

“Bau badanmu menyengat sekali, berapa hari kau tidak mandi?” tanya Pinki pada teman barunya. Beberapa saat yang lalu Pinki berdiri di dekat perempatan lampu merah. Ia merasa terganggu sekali dengan pemandangan di dekatnya, seorang bocah cilik yang sedang melamun di atas trotoar. Kegiatan mengamen Pinki siang itu jadi terganggu dengan rasa penasaran yang tiba-tiba menyeruak tatkala menyaksikan ketenangan dan raut muka membisu sang bocah lelaki yang duduk termangu dengan pandangan kosong. Apalagi bocah itu tidak bergeming sedikitpun dengan panasnya terik mentari yang siang itu benar-benar membakar kulit.

“Berhari-hari kak…”jawab bocah lelaki itu dengan tampang cuek dan muka yang cemberut. Pinki semakin tak kuasa untuk pura-pura cuek dan tak mau tahu dengan keprihatinan yang dialaminya. Segera saja Pinki merogoh saku celananya dan mengeluarkan beberapa lembar uang ribuan yang baru saja ia dapat dari mengamen siang itu.

“Nih, buat kamu. Kamu bisa mandi di kamar mandi umum di ujung jalan sana,” kata Pinki sambil menunjuk letak kamar mandi umum itu. Bocah itu menoleh mengikuti arah tangannya lalu kembali menunduk. “Kenapa kamu?”tanya Pinki penasaran. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya sedang berkecamuk dalam pikiran bocah kecil itu.

Mereka berdua terdiam beberapa saat, lalu sang bocah berkata, “Rumahku tak jauh dari sini kak. Seminggu yang lalu aku lari dari rumah.” Pinki melongo mendengar pengakuannya. “Kenapa kamu lari dari rumah? Dan kenapa sekarang kamu tidak pulang saja ke rumah?” tanya Pinki dengan nada kasihan.

“Aku tadi sudah pulang ke rumah, lalu pergi lagi. Aku kaget ternyata orang tuaku tidak senang dengan kedatanganku. Mereka lebih suka aku pergi dari rumah itu,” jawab sang bocah sambil berlinang air mata.
Pinki tercengang mendengarnya.
Enhanced by Zemanta

Wednesday 15 August 2012

Be be

BlackBerry closeup
BlackBerry closeup (Photo credit: Wikipedia)

BB itu selalu ada dalam genggamannya, bahkan pada saat duduk santai di depan televisi bersama istri dan kedua putrinya. Ia masih bercengkerama dengan BB itu, seolah telah terhipnotis oleh isi percakapan di dalamnya. Raganya duduk berdampingan dengan istri dan anak-anaknya, namun pikiran dan hatinya terbang mengelana jauh mengenang masa-masa sekolahnya dulu saat di bangku SMA. 

Sang istri menghela nafas, menatap wajah suami tercinta yang sedang tersenyum, namun bukan untuk dirinya. Lelaki itu tampak terhibur dengan menatap layar mungil dalam genggamannya. Entah apa yang tengah ia perbincangkan dalam BBM itu. 

Tiba-tiba kedua anak mereka rewel setelah berebut mainan, sang istri kewalahan melerai mereka. Sambil menatap wajah suami yang masih dengan asyiknya menatap layar BB, ia berkata, “Mas.. anak-anak.” Perkataan yang singkat namun penuh harap agar suami berhenti sejenak dari kegiatan chattingnya. Lelaki itu menoleh pada ketiganya, lalu menaruh BB itu di atas kasur dan mendekati kedua buah hati mereka. Ia pun menggendong salah satu di antaranya. Perempuan itu tersenyum lega karena suaminya mau meluangkan waktu. Mereka duduk kembali di depan televisi. Tak mengapa walau perhatian lelakinya tak mengarah padanya untuk saat itu, ia berusaha sabar… kedua bocah itupun bertengkar lagi. Kali ini mereka menangis hebat sambil berteriak. Seperti biasanya perempuan itu langsung menghampiri anak-anak dan melerainya. Sambil menoleh ke arah suami yang masih tengah berkutat dengan BB nya, sang istri terperangah, berharap suaminya meletakkan benda mungil itu dan melerai anak-anak kembali. Namun jemari lelaki itu masih lincah bermain di atas keypad. Perempuan itu tak kuasa lagi menahan tangis dan berlari meninggalkan ruangan untuk menumpahkan kesediahan. Sementara kedua anak mereka semakin berteriak kencang karena kedua orang tuanya tak ada yang mempedulikan.
Enhanced by Zemanta

Thursday 28 June 2012

Kamu adalah kamu

English: Clouds & Sky. Portland, Oregon.
English: Clouds & Sky. Portland, Oregon. (Photo credit: Wikipedia)

Jangan takut terpengaruh olehku, karena aku tak akan mengubahmu
Jangan takut menjadi sepertiku, karena aku tak akan memaksamu
Jangan takut masuk ke dalam duniaku, karena tidak seburuk seperti yg engkau kira
Aku hanya menunjukan caraku
Aku hanya memberi pilihan baru untukmu
Aku hanya ingin membebaskanmu dari keterpurukanmu

Tolong singkirkan obat pembasmi itu
Aku bukan virus
Tolong buka pikiranmu
Aku bukan pencuci otak
Tolong singkirkan senjata itu
Aku bisa teraniaya

Kau bebas memilih
Tetap seperti dulu,
Atau menjadi manusia baru
Yg lebih bermutu
Kamu adalah kamu


Enhanced by Zemanta

Sunday 24 June 2012

Di Suatu Senja

English: colourful sunset. knysna, south afric...
English: colourful sunset. knysna, south africa. slightly photoshopped to enhance the colours. (Photo credit: Wikipedia)


Di suatu senja yg sejuk, angin semilir mengibaskan rambut Ratih yg masih basah. Ia sedang merenung di atas atap rumahnya. Ritual yg selalu dilakukan gadis berusia 16 tahun itu, tatkala hatinya sedang gundah gulana. Sementara itu asap mengepul dari secangkir kopi panas tepat di samping gadis itu menyelonjorkan kakinya. Kehangatan masih tersisa di permukaan genting hingga terasa di permukaan tapak kaki Ratih, karena sejak siang tadi terik mentari tak berkesudahan menerpa bumi.

“Ah, apa lagi yang bisa kuperbuat untuk bisa menyelesaikan masalah ini,” ucapan lirih terlontas dari bibir Ratih. Perlahan ia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya. Ia sadar telah terlalu lama membiarkan minumannya dingin hingga ia tak bergairah untuk menikmatinya lagi. Segera Ratih memaksakan diri untuk meneguk kopinya walau telah dingin. Pemandangan langit berangsur gelap, senja telah berganti. Ratih masih terpana menatap awan putih, perlahan kemilau bintang mulai muncul satu persatu. Seolah tersihir dengan keindahan langit ciptaan Tuhan, hati Ratih berbunga. Ciptaan Tuhan begitu indah, sejenak ia lupa akan permasalahan yg sedang menimpa dirinya. 
Enhanced by Zemanta