Sunday 31 January 2010

Melayang

Tubuhku ringan dan melayang. Menukik ke lautan kapas yang luas. Awan putih dan cahaya terang matahari. Semuanya serba putih. Aku melesat masuk ke dalam terang yang sangat menyilaukan, panas... entah tempat apa ini. Panasnya serasa membakar seluruh kulitku. Aku berteriak kepanasan, namun tak ada yang mendengar. Tiba-tiba mulai muncul asap hitam, dan semuanya menjadi gelap. Sekitarku tampak kelam dan rasa dingin mulai menjalari seluruh tubuhku. Aku menukik tajam ke bawah, serasa ada yang menarik kakiku, tak tahan akupun merinding dan berteriak. Lalu serasa terjatuh ke dalam dasar yang sangat keras dan lembab, sepi dan tetap tak ada cahaya. Dimanakah orang-orang. Tempat apa ini. Apakah ini kuburku...

Friday 29 January 2010

Semakin tua semakin mahir

Beruntung jika semakin tua semakin mahir, dan kurang beruntung jika sebaliknya. Lebih baik tak banyak bicara tentang kemampuan diri, tapi tunjukkanlah dengan perbuatan. Selalu memperbarui ilmu dan tak segan belajar pada yang lebih muda. Sebelum menyalahkan orang lain perlu berkaca pada diri sendiri, sudah lebih baikkah.

Semakin di atas semakin mampu melihat ke bawah, karena posisi di atas lebih leluasa melihat ke bawah. Bukannya tidak mau tahu, seperti seorang atasan yang hanya bisa memerintah tanpa mau tahu, lalu tutup mata dengan keluh kesah anak buahnya.

Thursday 28 January 2010

Pagar makan tanaman

Ada kalanya yang baik buatmu suatu saat menjadi musuh terbesarmu. Seperti kata pepatah "pagar makan tanaman". Begitupun yang saat ini sedang jahat padamu bisa menjadi sahabat karibmu. Dunia ini berputar, maka bersikaplah luwes. Tidak kaku menghadapi perubahan. Tidak terlalu meletakkan segala persoalan pada tempat yang paling dasar dilubuk hati, namun letakkanlah hanya pada permukaan saja, karena rasa dalam hatipun berubah-ubah. Selera dan suasana hati dipengaruhi oleh keadaan sekitar. Seseorang yang sudah berjanjipun denganmu tiba-tiba berubah haluan, karena suasana hatinya berubah ketika dihadapkan pada seseorang atau sesuatu yang lain.

Realita dan dunia maya

Sedang mencari jawaban atas semua tanya, namun tidak bertanya langsung dan hanya meraba dari kejauhan. Sedang malas untuk bertindak atau mencoba tindakan-tindakan lain agar mendapatkan solusi. Menghindari realita karena seakan realita itu sebuah mimpi buruk dan yang di sini adalah sebuah kenyamanan. Padahal realita itu sedang menunggu hingga saat ini. Sudah tahu cepat atau lambat diri ini kan kembali pada dunia luas di sana, namun masih asyik menenggelamkan diri dalam dunia kecil di sini.

Tuesday 26 January 2010

Bahaya Terselubung

Makna terdalam dalam sebuah kehidupan adalah kebahagiaan. Kebahagiaan ada dalam sela-sela keputusasaan maupun kesedihan. Tiada merasa bahagia sebelum merasa sedih. Tak kan berasa bahagia jika tak pernah sedih.

Jika saat ini sedang merasa sedih, atau merasa tertekan seperti dikejar-kejar waktu, tak ada waktu tuk merehatkan raga dan pikiran, seakan pekerjaan berlimpah dan semuanya ditanggung sendiri, maka berhati-hatilah. Bahaya terselubung mengancam, jika dibiarkan akan membuat stres. Tak dapat memanage diri, perlu strategi baru, atau mungkin perlu sugesti bahwa semuanya akan baik-baik saja. Bahwa tak ada tekanan dari pihak manapun. Karena berada dalam keteraturan yang mengikat, suatu saat butuh rehat jua. Butuh untuk bermalas-malasan dan sok cuek pada keadaan sekitar. Butuh untuk tidak bersandiwara, butuh tuk semau gue.

Tapi jangan lama-lama. Kembali menghadapi realita sesegera mungkin, agar segala kendala bisa cepat terselesaikan.

Jejaka

Jejaka itu pergi meninggalkan masa lalunya, dan tak pernah kembali. Matanya sayu dengan kepala tertunduk dan bibir tertutup rapaat. Langkahnya terhuyung-huyung mengikuti alur setapak tak berujung. Tiba di persimpangan hati, nalurinya mulai gundah. Apa yang kini tengah dicarinya. Tiba-tiba air mata itu meleleh membasahi bumi. Sepi... begitu sunyi hatinya. Tak ada rasa, tiada asa, hanya ada putus asa. Dimanakah kebahagiaan... ia mencari, mencari di relung hati. Semuanya hambar, tiada berasa. Bosan, jenuh dan ingin segera berlari meninggalkan semuanya. Namun, saat ini semua telah ditinggalkan dan meninggalkannya. Sebatang kara, tak bermaksud, tak berkehendak dan tak berkeinginan. Hampa, kosong, lepas... tubuhnyapun melayang.

"Ampuni semua salahku ya Robbi. Kembalikan semua rasa dan asa pada jasad dan rohku. Kembalikan aku ke dunia. Berilah kesempatan padaku untuk meluruskan yang telah lalu. Menyelesaikan urusanku, sebelum benar-benar habis waktuku."

Bangkit

Rumah tak bertuan
Langit tak berawan
Tersesat di medan perang
Kembali ke sarang
Berputar haluan

Siapkan raga dan pikiran
Singsingkan baju di lengan
Tak takut mengejar impian
Goodbye masa kelam

Perbedaan

Ketika menemui suatu perbedaan, ingatlah pada rasa asin dan manis. Mengapa? Karena ketika rasa asin berdiri sendiri, yang ada hanyalah rasa asin itu sendiri, sebaliknya ketika rasa manis diutamakan, yang menonjol hanyalah rasa manis. Namun ketika asin dan manis saling beradu menjadi satu, terlahirlah rasa gurih dan enak, yang jika komposisinya tepat akan menciptakan suatu rasa sedap yang teramat sangat, bahkan bisa mengalahkan rasa MSG sekalipun.

Demikian tips dari saya.

Monday 25 January 2010

Perempuan itu

Dia menarik kedua lengan perempuan itu. Dengan tanpa belas kasihan ia memaksa istri satu-satunya itu merebahkan diri. Mengikat kedua pergelangan tangannya ke belakang, dan menyumpal mulutnya. Pedang itupun terhunus tajam memotong kejam juntaian rambut indah panjang nan legam itu, hingga kulit kepalanya mengelupas. Darah menetes deras jatuh mewarnai lantai putih bersih.

Perempuan itu menangis sekeras-kerasnya namun tiada yang terdengar, terhalang sumpalan kain di mulutnya. Air mata menetes tak henti-henti, tak kuasa menahan laju emosi sang suami yang sedang kalap dilanda cemburu. Kemudian sang suami menggantung potongan rambut indah sang istri yang ternodai bercak daarah itu di atas paku besar yang tertancap di salah satu tembok putih, hingga dari kejauhan tampak aura hitam, merah dan putih.

Tak tahan dengan kelakuan lelaki itu akupun naik pitam dan tiba-tiba sontak kuterbangun dari mimpi buruk dengan mata terbelalak dan nafas tersengal-sengal. Gelap... sekitarku gelap. Dalam gelap kamar ini kudapati diriku tengah terbaring sendiri.

Begitu kuatkah hati seorang lelaki yang terbakar emosi hingga tergelapkan pandangan hatinya, akan arti sebuah kedamaian.

Friday 22 January 2010

Pada saat diberondong dengan pertanyaan

Membuat pertanyaan dan memberikan pertanyaan tersebut pada pakarnya merupakan hal yang tepat. Apalagi orang yang berpengalaman dan mau berbagi informasi. Melontarkan pertanyaanpun tidak asal begitu saja. Jika menginginkan jawaban yang mengena sebaiknya susun pertanyaan sedemikian rupa hingga pakar tersebut bersedia membeberkan jawaban yang mendetail dan enak untuk dinikmati.

Pada saat bertemu dengan orang yang mengalami nasib yang sama atau pernah sama, timbul inisiatif untuk memberikan informasi, dengan tujuan orang tersebut tidak mengalami nasib buruk yang sama atau sebaliknya agar orang tersebut bisa mengalami kejadian yang mengesankan seperti saya. Namun pada saat orang tersebut menunjukkan ketidaktahuannya dengan cara selalu bertanya dan bertanya tentang suatu topik tertentu sampai begitu mendalam, tiba-tiba ada rasa ingin menyudahi pembicaraan dan meninggalkannya.

Ini terjadi pada saat saya berpengalaman dalam hal tertentu, karena secara kebetulan sayalah yang lebih dulu mengalaminya dibanding orang tersebut. Pada awalnya saya merasa enjoy saja berbagi pengalaman, namun ada rasa jengkel juga saat energi saya sudah habis dan mulai jenuh, namun ia masih tetap bersemangat dengan pertanyaan-pertanyaannya tanpa mempedulikan perasaan saya. Ini berarti hanya terjadi komunikasi secara sepihak, dimana ia merasa saya senangkan dengan jawaban-jawaban saya, sementara saya sudah mulai jenuh dengan pertanyaan-pertanyaannya.

Susunan yang belum jadi

Seperti sedang membangun sebuah istana pasir, satu persatu susunan pasir yang tercetak dari timba plastik di susun. Belum jadi sebuah istana tiba-tiba ada salah satu bagian yang roboh. Setelah selesai diperbaiki, tidak lama kemudian roboh lagi bagian yang lain, hingga waktu terbuang hanya untuk merenovasi istana setengah jadi tersebut.

Kira-kira seperti itulah situasi yang sedang kualami asaat ini. Mungkin terlalu perfeksionis atau tidak, yang jelas aku menginginkan sebuah situasi yang mendekati sempurna. Pada saat mengerjakan tugas-tugas kecil yang banyak jumlahnya, belum selesai tugas yang satu sudah ada tugas lain memanggil. Atau baru saja selesai satu tugas dan akan mengerjakan tugas berikutnya, tiba-tiba tugas sebelumnya dinyatakan salah dan harus segera dikoreksi. Jadi kadang kala pikiran ini tak mampu menghadapi semuanya secara bersamaan. Mungkin juga kurang cepat atau belum terbiasa. Yang jelas semakin lama semakin menumpuk tugas-tugas lama maupun yang baru.

Perlu segera diambil tindakan dengan cara, pertama menetapkan jadwal setiap hari, menetapkan target dan belajar mengatasi ketidakmampuan dalam bidang tertentu. Setelah lihai dan cekatan dalam bidang tertentu, otomatis waktu yang dibutuhkan akan lebih singkat untuk diselesaikan setiap harinya. Apalagi pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan monoton yang diulang-ulang dan hanya membutuhkan ketrampilan.

Setelah terampil dan berhasil atau suatu pekerjaan yang dirasa sulit sebelumnya, seolah menjadi candu atau terobsesi untuk menambah kuantitas dari pekerjaan tersebut. Semacam ada rasa ingin menumpuk atau mengoleksi hasil karya atas hasil pekerjaan yang serupa.

Syndrom apakah gerangan. Selalu merasa terobsesi untuk melakukan hal yang sama berulang-ulang setiap harinya. Selalu mengeluh jika pekerjaan tersebut terlalu banyak dan akhirnya menumpuk. Namun juga merasa hampa jika semua pekerjaan selesai sebelum waktunya. Jadi melongo, melamun kira-kira apa lagi yang bisa dikerjakan.

Apakah aku sudah terkena syndrom workaholic...

Thursday 21 January 2010

Dalam sepuluh menit

Dalam sepuluh menit terakhir di kesempatan sore ini, apa yang bisa kutulis. Waktu yang sangat sempit bukan, namun batin ini seolah tak rela beranjak pergi meninggalkan notebook ini. Seolah ada banyak yang ingin kutuang namun tak cukup waktu tuk menampung semuanya. Lalu apa yang bisa kutulis. Semuanya saling berlomba menjadi yang terdepan. Tak bisa, jangan sekarang. Waktunya sungguh tak tepat. Ada banyak tugas yang harus kuselesaikan sekarang. Tugas lain yang tak kalah mulianya sebanding dengan menulis.

Yang membuatku heran hingga saat ini, mengapa aku selalu kehabisan waktu tuk melakukan semua yang kuingini, bahkan untuk tidur nyenyak sekalipun serasa tak cukup waktu. Saat malam menjelang, bahkan kantukpun menyerang tanda sudah tak kuat lagi raga ini, akupun masih memaksakan diri tuk terus menikmati waktu dengan menulis dan membaca. Namun masih kurang dan masih butuh banyak waktu tuk menikmati kegiatan yang satu ini.

Kurang lima menit lagi, apa yang bisa kutulis lagi. Sementara segelas teh panas saat ini sudah mulai menghangat dan akan menjadi dingin. Otak ini masih ingin bekerja lagi dan lagi. Adrenalin sudah menjalar sampai ke otak. Oh... sabar sayang, bunda segera menghampirimu. Tiba-tiba sikecil menangis. Waktunya rehat dulu.

Teriakan maut

Semakin deras. Rintikan air hujan yang membawa angin segar, sekaligus duka dan suka bagi sebagian orang. Suka cita yang sedang dirayakan dan dinikmati oleh yang merasakan gerah dan panas, karena Surabaya kota yang sangat panas, penuh dengan asap rokok dan polusi kendaraan yang bebas di jalanan. Duka bagi sebagian orang yang terhalang hajatnya, karena hujan berarti kehilangan harapan.

"Semoga cepat reda. Setelah reda akan kukayuh sepeda ini kuat-kuat, sambil meneriakkan kata kunci. Kuteriakkan berulang-ulang dengan sekuat tenaga, hingga orang-orang tergoda tuk melirikku, lalu menghampiriku".

Secepat kilat dikayuhnya sepeda itu kuat-kuat, sesuai janji dengan batinnya sendiri. Diteriakkannya nama maut yang cukup menggoda. Dingin-dingin yang menusuk rusuk, hingga memancarkan sinyal-sinyal yang harus segera dipenuhi.

"Jangan turun dulu, tugasku belum selesai. Bala kurawa di belakangku masih belum menemukan pasangan abadinya. Oh... suaraku sudah tinggal separuh... JAGUNG...JAGUNG... JAGUNG MANIS...!

Wednesday 20 January 2010

Selamat datang di blog Rosita

Selamat datang di blog Rosita, sebuah blog baru yang akan menyajikan berbagai inspirasi maupun informasi menarik buat kalian semua. Kemungkinan besar isi blog ini lebih banyak bercerita tentang pengalaman pribadi penulis, karena penulis lebih suka mencurahkan isi hatinya lewat puisi atau cerita-cerita yang moody. Semoga bermanfaat.

Photograph by Dirk van der Made (User:DirkvdM ...Image via Wikipedia


Reblog this post [with Zemanta]