Thursday 25 February 2010

Rasa

Kubaringkan diri di atas buaian empuk, sambil menatap langit-langit akupun menerawang membayangkan kilauan tetes-tetes air yang pernah menembus atap ini. Jejaknya masih berbekas membentuk gugusan pulau tanpa nama. Rasa itu datang kembali. Seperti goresan luka yang dibuka kembali, perihnya menyambar sampai ke ubun-ubun. Rasa sakit hati karena penolakan tak berperikemanusiaan itu masih membekas dalam.

Bukan pujian yang diharapkan seseorang dalam berkarya, namun terkadang hanya sedikit penghargaan yang dibutuhkan atas keberadaan dirinya. Sebab baginya, melakukan sesuatu yang positif walaupun sedikit itu lebih bernilai ketimbang diam tanpa berpikir dan tak melakukan apapun.

“Kau telah merendahkan martabatku dengan mencoret namaku dari daftar itu,” protesku dengan berlinang air mata. “Berapa banyak waktu yang kubutuhkan untuk menghasilkan karya yang telah kaupandang sebelah mata ini.”

Protesmu adalah pembatasan
Protesmu adalah pengkerdilan
Protesmu adalah pembunuh rasa

Lalu kukerahkan seluruh kekuatan untuk membela diri. Rasa sakit hati ini menghantui setiap detik waktu yang kumiliki. Kubunuh berjuta rasa itu dengan hawa dingin. Kutunggu mereka sampai tubuhnya membeku, lalu segera kukeluarkan mayat-mayat mereka yang telah kaku. Beribu-ribu molekul keputusasaan telah kuseret keluar. Segelas air dingin telah menghilangkan dahaga di tenggorokan, sekaligus membunuh noktah-noktah kesedihan.

5 comments:

  1. sepertinya sebuah ungkapan kekecewaan...
    tulisanmu bagus...menarik...kaya bahasa...

    ReplyDelete
  2. lagi kecewa say?
    baca tulisanmu perlu berimajinasi deh kyknya...
    mantap ;)

    ReplyDelete
  3. "...Protesmu adalah pembatasan
    Protesmu adalah pengkerdilan
    Protesmu adalah pembunuh rasa..."

    bait yg ini cukup bagus dan bermakna...

    ReplyDelete
  4. @loopdreamer : ternyata merasa kecewa bisa memperkaya bahasa...^_^

    @Inda : halo Inda, jangan terlalu berat berimajinasinya ya....

    @1000jalan : sebetulnya masih kurang banyak ungkapan maknanya...tapi disingkat aja biar ga bosan bacanya....^^

    ReplyDelete
  5. Rosita ney emang sosok pujangga ,, okey , okey , mundo nyerah untuk reading ney xD

    ReplyDelete

Senang sekali Anda sudah mau berkunjung. Jika berkenan meninggalkan komentar di sini tempatnya... terima kasih.