Wednesday 21 May 2014

Butuh Proses

Butuh waktu, butuh proses, kesan itulah yang saya tangkap dari hasil sekejab saja menikmati hasil goresan tangan anak saya. Sebuah gambar apik yang terlahir dari jemari mungil seorang anak berusia 5 tahun.
Awalnya saya menggerutu melihat beberapa lembar kertas gambar yang berserakan. Seperti biasa saya bertanya, "Icha, kenapa buku gambarnya disobek-sobek gitu..?" Sambil memperhatikan ekspresi wajahnya yang tiba-tiba ditekuk, saya membereskan dan menata kertas-kertas itu. Ada rasa kesal melihat kamar yang awalnya tertata rapi mendadak dipenuhi kertas-kertas berserakan. Saya pun berlalu keluar kamar meninggalkan putri saya yang kembali asyik dengan buku gambarnya.


Beberapa saat kemudian setelah pekerjaan di dapur selesai, kembali saya menengok Icha yang ternyata telah terlelap di samping buku gambarnya. Crayon dan pensil warna ada di mana-mana tak beraturan. Setelah membetulkan posisi tidur Icha di atas bantal, lalu saya bereskan semuanya. Terlihat sebuah gambar yang baru saja diselesaikannya, cantik sekali. Saya tersenyum dan kagum melihatnya. Ada sebuah mobil merah yang sedang berhenti di dekat lampu merah. Sempurna sekali hasil gambarnya bagi anak seusianya. Imajinasi yang luar biasa. Tanpa mencontoh gambar manapun ia berhasil menuangkan obyek yang pernah dilihatnya di dunia nyata menjadi obyek di atas kertas gambar. Ada beberapa kertas yang berisi sketsa gambar yang tak jadi, lalu saya perhatikan. Ternyata ia berusaha menggambar mobil itu dengan sekuat tenaga... ada proses dan tahapan hingga ia berhasil menggambarnya...tanpa bantuan siapapun, tanpa ada contoh objek yang ada di hadapannya. Dengan hanya berbekal imajinasi dalam otaknya dan walau telah beberapa kali gagal, lahirlah sebuah mahakarya tak ternilai bagi bundanya.


Saya terhenyak, tersadar walaupun sebenarnya sudah tahu bahwa semua butuh proses dan waktu. Sebagai seorang anak kecil, tentu hal tersebut menjadi perjuangan besar dan tak akan menambah rasa percaya diri jika sebagai orang tua saya tak memberi apresiasi. Sebagai seorang dewasa yang tidak sepenuhnya memahami isi hati si kecil, hanya kesabaran yang perlu diperjuangkan dalam menghadapi tingkah lakunya. Ah, saya tertampar dengan kalimat sendiri. Tidak mengapa, tulisan ini menjadi semacam media introspeksi bagi diri sendiri. Pasti ada tujuan yang tak pernah kita tahu dari seorang anak berkaitan dengan sikapnya yang tidak kita mengerti.


Sekian dulu saya akhiri. Tidak usah terlalu banyak saya menuliskan ini karena khawatir berkesan menggurui, saya masih belajar menjadi orang tua. Teruskan semangatmu anakku. Tetap berjuang.

4 comments:

  1. bener banget mbak semua itu memang butuh proses...termasuk anak yang belajar menggambar, walau kita lihat hasil lukisannya masih jauh dari sempurna, namun kita harus sadar bahwa untuk menyelesaikan sebuah lukisan seorang anak harus mengerahkan segenap tenaganya untuk berpikir dan menuangkan ide kreatifnya.

    TFS ya mbak.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba, baru tau setelah berusaha memahami si anak..

      Delete
  2. 5 Tahun Mbak?
    Bagus banget gambarnya yaaa....:-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba, 5thn.. anaknya seneng banget gambarnya dibikin dokumentasi seperti ini

      Delete

Senang sekali Anda sudah mau berkunjung. Jika berkenan meninggalkan komentar di sini tempatnya... terima kasih.