Thursday 7 August 2014

Tahun Ajaran Baru

Takut, nangis dan berteriak histeris, pemandangan yang kerap kali ditemui di masa-masa tahun ajaran baru, khususnya dalam tingkatan PAUD. Hal wajar dan tak perlu diperparah dengan paksaan orang tua agar anaknya mau masuk kelas bersama dengan teman-teman dan guru baru. Bagi beberapa anak hal tersebut merupakan momok, karena ia diharuskan tunduk dalam peraturan dan lingkungan baru nan asing.


Kemampuan beradaptasi tiap anak berbeda, bagi anak yang terbiasa tinggal dalam lingkungan keluarga yang friendly, humoris dan meminimalisir unsur pemaksaan dalam pola asuh, akan lebih mudah beradaptasi. Adanya pemaksaan dan kekerasan dalam mendidik anak berdampak pada pengendapan emosi dalam jiwa anak yang tidak terluapkan. Anak-anak usia dini cenderung mengendapkan rasa takut akibat pemaksaan yg dilakukan orang dewasa, hingga kapasitasnya semakin bertambah tanpa disadari para orang tua. Pengedapan emosi yang tidak terluapkan dari diri si anak akan meledak pada saat mencapai titik tertentu, karena dalam kondisi tersebut si anak sudah tidak mampu membendungnya.


Anak-anak yang terbiasa bebas berekspresi dan bebas menentukan sikap dalam lingkungan keluarganya, biasanya cenderung survive. Bahkan mereka bisa menikmati masa-masa peralihan tersebut. Bertemu dengan teman-teman baru, guru baru maupun kelas baru bisa menjadi kesenangan tersendiri.


Perhatian saya tertuju pada seorang anak yang menangis karena tidak mau masuk kelas. Awalnya sang bunda hanya menghela nafas sambil sesekali membujuknya. Beberapa saat kemudian si anak tetap tidak mau masuk kelas dan memilih bergelanyut di pundak sang bunda. Namun sang bunda sudah habis kesabaran dan memaksa si anak dengan mendorongnya masuk ke dalam kelas. Spontan si anak kembali menangis, kali ini dengan tangisan yang lebih keras disertai amukan. Sang bunda tidak mau kalah, ia membentak anaknya sambil sesekali mencubit kakinya.


Pemandangan yang menyesakkan, memilukan dan menimbulkan rasa iba. Rasa iba terhadap si anak yang tidak mendapatkan arahan dan bantuan dari orang dewasa dalam menghadapi dunia baru, sebaliknya rasa takutnya bertambah dengan hadirnya pemaksaan dari orang tua.


Ironis, keesokan harinya kejadian yang sama kembali terulang. Kali ini si anak sudah kehabisan tenaga. Ia memilih pasrah dengan kemauan orang-orang dewasa untuk masuk kelas, namun memilih duduk sendirian di pojok kelas tepat di balik pintu. Ia berada dalam dunianya sendiri karena tak mengerti untuk apa ia berada dalam kelas tersebut.


Sudahlah bunda, biarlah ia beradaptasi dengan caranya sendiri. Atau jika ada yg berbaik hati untuk menunjukkan bagaimana caranya, mungkin ia akan lebih rileks. Tidak ada yang menuntun bagaimana cara bersikap, yang saya perhatikan ia harus begini dan begitu tanpa tahu untuk apa ia melakukannya.


Anak membutuhkan komunikasi yang tak terputus dari orang tuanya. Anak membutuhkan pengetahuan dan pembelajaran yang tidak memaksa namun mengena. Anak membutuhkan rasa ikhlas agar ia mau belajar, untuk itu orang tua perlu menuntun dan menjelaskan untuk apa kita perlu begini dan begitu. Anak bukan robot yang bisa diperlakukan semau kita, ia punya perasaan dan ingin disayang. Mungkin ia belum siap, atau membutuhkan waktu untuk beradaptasi lebih lama dibanding yang lain. Jangan samakan mereka.
(Rd)

2 comments:

  1. untungnya anak-anak saya dapet sekolah yang child friendly, ya. Anak-anak saya, terutama yang sulung, walanya termasuk yang lambat dalam hal adaptasi.

    Ketika mulai sekolah, dia gak mau ditinggal sama sekali. Justru gurunya yang menyarankan untuk terus ditemani sampai pelan-pelan dia mulai bisa melepaskan diri dan merasa nyaman. Memaksa anak hanya mengakibatkan si anak menjadi trauma terhadap sekolah.

    Dan, anak saya menjadi yang paling lama ditemenin di kelas sama bundanya hehe. Tapi gak apa-apa, yang enting kan dia jadi gak takut sama sekolah

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh gitu ya mak... meski sabar nemenin anak masuk kelas. Beruntung kita yg tidak bekerja kantoran jadi lebih fleksibel jagain anak. Sampai sekarang saya masih jagain anak di sekolah, kadang ikut masuk kelas juga karena anak2 mood nya gampang berubah kadang ceria kadang tiba2 ngambek ga mau masuk kelas hehehe

      Delete

Senang sekali Anda sudah mau berkunjung. Jika berkenan meninggalkan komentar di sini tempatnya... terima kasih.