Tuesday 19 August 2014

Tangan di Atas Lebih Baik daripada Tangan di Bawah

Saya semakin mengerti petuah yang selalu terngiang-ngiang, bahwa semakin banyak memberi semakin banyak menerima dan sebaliknya semakin banyak meminta Allah akan semakin menghinakan nasib kita. Awalnya saya abaikan karena sepertinya kalimat tersebut sudah berulangkali saya dengar atau baca dari berbagai sumber, namun menjadi semakin mengerti setelah berusaha menerapkan dengan sepenuh hati.

Berawal dari fenomena dan ketidakmengertian saya, bahwa masih banyak kemiskinan yang selalu identik dengan kemalasan. Kalau biasanya anak-anak dari keluarga miskin rata-rata berprestasi, hal tersebut sudah menjadi sebuah kewajaran dikarenakan tempaan hidup yang membentuk karakter kuat seorang manusia.

Namun ini sebaliknya, kemiskinan justru dijadikan alasan atas ketidakmauan berusaha. Mereka yang berasal dari golongan ini selalu memiliki alasan bahwa ketidakmampuan orang tua dalam membiayai sekolah adalah faktor utama, orang tua juga tidak mampu membiayai skill yang ingin diraih, dan berprinsip bahwa kesuksesan hanya bisa diraih dengan uang. Bukankah Allah akan memberikan ujian pada tiap hambanya entah itu berupa sakit, takut atau miskin. Dan terlebih lagi, Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum kaum tersebut berusaha mengubahnya.

Ada sebuah keluarga miskin yang sepanjang pengamatan saya, waktu kesehariannya dihabiskan hanya dengan melamun, tidur dan bermalas-malasan. Mereka benar-benar nol aktivitas. Secara tidak sengaja saya melihat dan mengamati sendiri bagaimana keseharian mereka, tidak ada aktivitas berarti yang menurut saya bisa mendorong semangat ataupun meningkatan kemampuan dalam hal tertentu. Mereka pasif, dan hampir sebagian besar perbincangan digunakan sebagai sarana untuk mengeluh.

Sepanjang hari yang saya habiskan bersama mereka, yang keluar dari bibir mereka hanyalah keluhan dan keluhan, dan selalu memandang rumput tetangga lebih hijau daripada miliknya. Tidak ada pernyataan optimis maupun hal baik yang bisa ditangkap dari setiap kalimat yang mereka lontarkan. Hidup mereka tidak bersemangat, tidak ada gairah untuk berjuang dan semacamnya. Dalam sekejab saya bisa menangkap bahwa penyebab keterpurukan mereka adalah sikap yang keliru dalam memandang kehidupan.

Namun saya bukan berniat menghakimi, menceramahi atau merasa benar. Saya hanya merasa ada yang mengganjal di hati, sesuatu yang sedikit keliru dalam cara pandang, dan mungkin jika bisa diluruskan insyaAllah bisa memberi sedikit perubahan.

Saya pernah membaca, bahwa jika seseorang kerap kali meminta-minta di usia mudanya maka Allah akan menghinakan dirinya dengan terus meminta-minta sampai di usia tua. Bukankah tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Menunaikan shadaqah tidak perlu menunggu kaya, apapun yang bisa kau berikan lekaslah berikan. Kira-kira seperti itu yang kemaren saya baca.

(Rd)

12 comments:

  1. Kemiskinan memang identik dgn kemalasan Mbak.. Andai si miskin mau giat berusaha tentunya akan ada perubahan yg lebih baik dlm hidupnya.. Minimal memiliki uang utk biaya hidupnya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba, berusaha itu kata kuncinya. Gimana mau dapat rejeki kalau berusaha aja ngga...

      Delete
  2. Ini yang namanya mental miskin, banyak sekali di negeri ini yang memiliki mental miskin. Jadi senangnya dianggap dan menganggap dirinya sendiri miskin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Merasa bahwa dirinyalah yg paling merana dan orang2 pantas mengasihaninya, maka ia terus mengeluh agar semua orang tau. Mereka anggap orang yg sukses, hidupnya mulus begitu saja tanpa hambatan, krn orang yg sukses hampir tidak pernah mengeluh

      Delete
  3. Naudzubillah.. semoga saya buku orang yang minta - minta. :(

    ReplyDelete
  4. di lingkungan sekitar saya, juga ada yang seperti itu, Mbak. Gregetan rasanya :(

    ReplyDelete
  5. betul tuhtangan di atas lebih baik dari tangan dibawah tapi lebih baik lagi tangan kanan memberi tangan kiri tidak boleh tau .

    ReplyDelete
  6. semoga tangan kita selalu di atas ya mbak, biar bisa bermanfaat buat banyak orang :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. amin..sama2 berusaha...semangat kerja...semangat kerja..

      Delete

Senang sekali Anda sudah mau berkunjung. Jika berkenan meninggalkan komentar di sini tempatnya... terima kasih.