Thursday 5 December 2013

Kristal Cinta

Ia membuang muka, lagi. Saat kuceritakan hal yang menarik, setidaknya bagiku. Cerita menarik, yang baginya bukan apa-apa, telah kususun rapi dalam ingatanku, beberapa saat sebelumnya. Kalimat-kalimat yang keluar dari bibirku, adalah hasil perasan otakku, lalu sarinya kutuang dalam cawan istimewa.
Namun ia tak mau menadahnya, dan membiarkan sari pati itu tumpah di dekat tapak kakinya. Aku bersimpuh di dekatnya, menjilat cairan itu agar kembali lagi ke dalam tubuhku.
"Apa yang kau jilat?" tanyamu dengan muka membeku. Sesaat aku terperangah, tak mengerti dengan apa yang kau tanyakan. Sekaligus tak mengerti dengan ketidakmengertianmu.
Kuberanjak menjauh, memecahkan kristal cinta, hingga meluber dalam derasnya air mata.(RD)

No comments:

Post a Comment

Senang sekali Anda sudah mau berkunjung. Jika berkenan meninggalkan komentar di sini tempatnya... terima kasih.