Wednesday 5 August 2015

Anak-anak Laksana Cermin

Lihat anak tegang pasti karena tertular sikap ibunya yang tegang. Anak emosian juga tertular dari sifat orang-orang di dekatnya. Nah, saat menyadari anak-anak saya lebih banyak marah dan nangis, sumbernya pasti lebih banyak berasal dari saya karena lebih banyak bersama bundanya. Jadi cepat-cepat saya instrospeksi, meraba-raba apa yang sudah terucap dari bibir ini, sikap apa yang secara tidak sengaja saya contohkan di hadapan mereka.

Skill untuk mengelola batin agar tidak selalu meluapkan hal-hal negatif yang dirasakan membutuhkan pembelajaran terus-menerus. Membayangkan ada semacam filter seperti saringan santan dalam dada ini, agar ampas atau kotorannya tidak ikut keluar.

Kadangkala beban pekerjaan rumah tangga, tuntutan DL menulis, dan tanggung jawab lain yang menguras tenaga dan pikiran membuat fokus ibu tidak bisa jernih, lalu menyesal pada akhirnya. Membayangkan bahwa diri ini seorang ibu super yang mampu memanage jiwa, raga serta pikiran agar memberi kekuatan untuk menyelesaikan semuanya.

Perlahan berusaha membenahi diri, menenangkan hati dan pikiran agar tidak menjadi lebih keruh. Tarik nafas dalam-dalam lalu mencoba untuk tersenyum sambil menatap anak-anak. Saya merasakan aura positif memancar dari wajah mereka. Anak-anak memang cermin bagi orang tuanya.
(Rd)

No comments:

Post a Comment

Senang sekali Anda sudah mau berkunjung. Jika berkenan meninggalkan komentar di sini tempatnya... terima kasih.