Wednesday 29 April 2015

Menanamkan Disiplin pada Anak

Anak-anak mudah memiliki rasa trauma. Sedikit saja perkataan keras diarahkan padanya, ingatannya akan mengabadikan moment yang tidak nyaman tersebut. Komitmen untuk menjaga perasaan si kecil yang masih halus dan rentan akan pergolakan batin akan membuat orangtua berpikir seribu kali sebelum membentak atau bahkan memukul.

Ingatan anak-anak sangat kuat. Otaknya akan merekam kenangan manis maupun buruk di masa lalu dan akan terbawa hingga ia dewasa. Masa-masa di mana kita sebagai orangtua memiliki kontribusi yang besar dalam membentuk karakter anak harus dipergunakan sebaik-baiknya untuk meminimalisir kesalahan dalam mendidik. Pengetahuan tentang pola asuh anak dan pengetahuan lain yang berhubungan dalam meningkatan peran serta orangtua terhadap kualitas pertumbuhan sikecil harus terus digali. Tidak ada alasan untuk berhenti belajar sebagai orangtua. Pergaulan anak dari waktu ke waktu mengalami perubahan, tidak bisa disamakan dengan pola asuh yang diterima orangtua di masa lalu.

Pendekatan yang halus namun dilakukan terus-menerus secara tidak langsung akan menanamkan sugesti pada anak bahwa apa yang dikatakan padanya pantas untuk diikuti. Ketelatenan, kesabaran dan komitmen untuk terus berjuang memberikan yang terbaik pada si buah hati tidak akan pernah sia-sia, meski dalam prosesnya membutuhkan energi yang sangat besar.

Anak-anak mudah meniru apa yang dikatakan maupun dilakukan teman-teman sebayanya. Anak-anak juga kerap kali mengikuti kebiasaan orang-orang dewasa di sekitarnya. Contoh yang mudah adalah ketika orang tua terbiasa tidur malam, biasanya anak akan mengikuti kebiasaan tersebut. Begitu pula jika orang tua terbiasa bangun pagi, anak akan terbiasa dengan pola jam tidur orangtuanya.

Cara kekerasan yang diterapkan agar anak berbuat sesuai kehendak orangtua hanya akan membuat anak trauma. Anak-anak akan melakukan sesuatu karena merasa takut, bukan karena kesadaran. Selain itu masa kanak-kanak mereka akan menjadi masa-masa yang tidak menyenangkan. Jika di usia belia merasa tertekan, dikhawatirkan mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang mudah stres di masa remaja, dan berlanjut hingga usia dewasa.

Tugas kita sebagai orang tua adalah mencari jalan, bagaimana caranya agar anak-anak bersikap disiplin tanpa paksaan atau tekanan. Bagaimana caranya agar anak-anak bahagia melakukan apa yang harus dilakukan untuk dirinya sendiri dan orang lain. Perkembangan tiap anak berbeda-beda, tidak bisa dibanding-bandingkan. Ada anak yang memiliki perasaan sangat halus, dengan hanya satu kali peringatan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Namun ada juga yang harus berulang-ulang diingatkan hingga bisa merubah tingkah lakunya. Sebagai orangtua yang memiliki ikatan batin, pasti mengetahui cara terbaik dalam menanamkan disiplin pada anak-anaknya.
(Rd)

No comments:

Post a Comment

Senang sekali Anda sudah mau berkunjung. Jika berkenan meninggalkan komentar di sini tempatnya... terima kasih.