Image by Roslan Tangah (aka Rasso) via Flickr
Saat pertama membuka pintu depan rumah di suatu pagi yang terang benderang, Alya menemui bertumpuk-tumpuk dedaunan kering yang berserakan memenuhi halaman depan rumah kontrakannya. Begitu banyaknya hingga ia tak bisa menemukan sandal yang biasa ia gunakan sebagai alas kaki untuk menapaki halaman itu. Kumuh sekali, pikirnya. Seperti rumah yang sudah bertahun-tahun tak berpenghuni. Padahal baru kemarin sore ia membersihkan halaman itu. Pohon mangga yang lebat daunnya tumbuh di halaman pekarangan rumah Alya. Saking lebatnya sampai menutup pancaran sinar matahari, dan bila hujan deras mengguyur, tak sedikitpun tanah di pekarangannya basah oleh tetes air hujan.
Sudah seminggu Alya menempati rumah kontrakan itu. Sudah banyak biaya yang ia habiskan untuk merenovasinya, maklum rumah itu sudah kosong bertahun-tahun hingga bangunannya hampir ambruk.
Alya terpaksa mengontrak rumah itu karena minimnya dana yang ia miliki, selain itu karena berdekatan dengan kampus yang kini menjadi tempat barunya untuk mengenyam pendidikan. Sejak diterima di Universitas Airlangga jurusan Akuntansi, Alya yang saat ini mulai masuk semester pertama dan tinggal berjauhan dengan orang tuanya yang tinggal di Madiun harus merogoh kocek dalam-dalam untuk bisa bertahan hidup di
Alya yang ngotot untuk membiayai sendiri hidupnya sejak lulus SMA, telah meluruhkan hati kedua orang tuanya. Walaupun kedua orang tuanya masih mampu untuk membiayai kuliahnya, namun Alya tak ingin merepotkan lagi dan ingin belajar hidup mandiri, mengembara ke
No comments:
Post a Comment
Senang sekali Anda sudah mau berkunjung. Jika berkenan meninggalkan komentar di sini tempatnya... terima kasih.