Monday 26 July 2010

Waktu

Many people, one realityImage by Unitopia via Flickr

Malaikat bersembunyi dalam hiruk pikuknya duniaku. Rasa takut menyelimuti diri karena tak tahu apakah ini dosa, namun setebal apa keyakinanku tentang hadir atau tiadanya mereka, tetap tak menyurutkan asaku untuk berhenti.

Aku menekan tombol waktu, lalu segalanya berhenti. Hingga tak ada lagi penderitaan yang mengiris hati. Hingga aku bisa tidur sejenak tanpa memikirkan apapun, dan berharap semua tetap akan baik-baik saja.

Sementara itu waktu benar-benar berhenti. Menungguku sampai aku siap menghadapi segalanya, namun aku semakin bertambah tua dan kesepian. Seiring dengan waktu yang kunikmati hanya seorang diri, seiring dengan tidur panjang dan kelalaian akan kewajiban, seiring dengan ketidakmampuan untuk menghadapi kenyataan dan kepahitan, akupun harus merelakan waktuku terbuang dan semakin menipis.

Segera kutekan kembali tombol waktu, lalu segalanya berjalan seperti sedia kala. Kumemohon ampun pada Tuhan atas kelancanganku, dan bersedia mengahadapi kenyataan yang memang sudah digariskan untukku.


Enhanced by Zemanta

No comments:

Post a Comment

Senang sekali Anda sudah mau berkunjung. Jika berkenan meninggalkan komentar di sini tempatnya... terima kasih.