Monday 20 January 2014

Aksara dalam Gelap

"Apa yang sedang kau cari di sini" tanya Yen setelah memergoki Na berdiri mematung sambil menatap ke arah langit. Yen pun berusaha mencari objek yang mungkin sedang dicari Na, namun ia hanya menebak-nebak saja. Mungkin itu segumpal awan berbentuk panda seperti yang ia cari tempo hari, atau sekawanan burung pipit yang biasa lewat di daerah ini.

Tak ada suara yang terdengar dari bibir Na. Yen menoleh padanya, namun Na justru memejamkan matanya. "Jangan menggangguku, Yen," ucap Na tanpa membuka mata. Yen mengernyitkan dahi, namun ia tak mau memusingkan diri dengan sikap sahabatnya itu. Ia beranjak pergi dan segera menuju kamarnya.

Dalam kamar kos ryang tidak begitu besar, Yen merebahkan diri dalam gelap. Ia sengaja membiarkan laptop milik Na dan beberapa buku tergeletak begitu saja. "Mungkin otak Na sudah mampet, ia sedang kering inspirasi," begitu pikir Yen. Ia pun bersiap untuk melakukan ritual, yaitu tidur siang.

"Subhanallah," tersengar suara yang sempat mengagetkan Yen, "dari mana kau dapatkan ide ini?" Na hampir seperti setengah memeluk sesuatu. "Apa, Na? Apa yang kau maksud?" Tanya Yen masih setengah mengantuk. "Ini..! Tidakkah kau melihat semua aksara-aksara ini?" Pekik Na tertahan. "Aksara apa, Na?!" Yen semakin tak mengerti.

"Aksara dalam gelap," ujar Na entah dengan ekspresi seperti apa. Yen bahkan tidak bisa melihat apa-apa selain cahaya remang yang berasal dari laptop menyala. Tiba-tiba lampu dinyalakan oleh Yen, ia tidak mau dipusingkan oleh sikap lebay Na. "Sekarang namanya...aksara dalam terang," ujar Yen terkekeh.

Na segera memeluk sahabatnya, "Makasih Yen, berkat ulahmu memadamkan lampu, aku telah menemukan judul yang pas untuk tulisanku. Aksara dalam gelap."

(Rd)

No comments:

Post a Comment

Senang sekali Anda sudah mau berkunjung. Jika berkenan meninggalkan komentar di sini tempatnya... terima kasih.