Wednesday 1 January 2014

Tak Ada yang Sempurna

Mampu menikmati hal-hal sederhana merupakan anugerah, karena tidak semua orang mampu melakukannya. Sikap tidak menuntut segala sesuatunya agar menjadi sempurna, akan menumbuhkan rasa ikhlas, lalu mau menjalani kehidupan apa adanya karena sebuah keikhlasan. Kebahagiaan akan tumbuh sebagai kompensasi karena kita tidak mementingkan ego dan keinginan, melainkan lebih memerhatikan kebutuha.Dalam hal pemenuhan kebutuhan pun tidak serta merta terpenuhi karena adanya keterbatasan, baik itu berasal dari diri sendiri maupun lingkungan.
Dulu, seringkali saya berpikir panjang saat akan membeli sehelai baju, entah karena mempertimbangkan model, warna dan tekstur kain. Memerlukan waktu agak lama saat akan mendapatkannya, dan itu sangat menguras tenaga dan pikiran. Setelah mendapatkanya, saya coba di rumah, saya perhatikan sekali lagi, yang ada bukan rasa puas, justru kecewa karena selalu ada yang tidak saya sukai. Misalkan celana yang saya beli ternyata terlalu panjang hingga menjulur ke lantai. Biasanya baju baru tersebut saya endapkan begitu saja, tersimpan dalam lemari dalam jangka waktu yang lama dan belum terpakai. Namun sekarang saya berusaha menerima kenyataan, bahwa segala sesuatu sedikit banyak selalu mengandung kelemahan. Baju yang tidak sesuai dengan kriteria bisa dipermak, saya potong bagian yang kepanjangan lalu saya jahit kembali. Ada kepuasan tersendiri saat memakainya, karena benat-benar pas dengan selera saya. Begitu pula dengan setiap hal, seseorang ataupun sesuatu, selalu saja ada yang tidak pas di hati. Ketidaksempurnaan selalu ada, maka dibutuhkan sikap ikhlas untuk kemudian memperbaiki sesuatu tersebut atau justru membiarkan sajalah seperti apa adanya. Kenyamanan akan kita rasakan setelah kita ikhlas menerima. Jika kita merasa nyaman maka kebahagiaan akan tumbuh. (RD)

No comments:

Post a Comment

Senang sekali Anda sudah mau berkunjung. Jika berkenan meninggalkan komentar di sini tempatnya... terima kasih.